Stroke merupakan penyakit yang menyerang pembuluh darah di otak, menyebabkan
terputusnya aliran darah ke bagian otak tertentu. Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan otak dan kelumpuhan pada bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak yang terkena stroke. Seseorang yang sedang menjalani pemulihan pasca serangan stroke memerlukan lebih dari obat-obatan. Program rehabilitasi medik menjadi sesuatu yang penting karena stroke dapat menyebabkan gangguan signifikan dalam bahasa, kognisi, motorik, dan keterampilan sensorik jangka panjang.
Peran serta tim rehabilitasi dalam menjalankan program rehabilitasi pasca stroke
sangat penting dalam pemulihan fungsi agar penyandang stroke dapat kembali mencapai
pemulihan fungsional seoptimal mungkin sesuai kondisi strokenya.
Pada dasarnya, semua pasien stroke memerlukan rehabilitasi medik. Menurut penelitian, pasien stroke bisa mengalami dampak gangguan dalam waktu lama, dari satu hingga lima tahun.
Rehabilitasi pasca stroke adalah program yang dirancang untuk membantu pasien stroke
mendapatkan kembali kemampuan dan fungsi yang hilang akibat stroke. Rehabilitasi pasca stroke
bertujuan untuk mencapai kemandirian fisik dan psikologis secara optimal di lingkungan
tempat tinggal ataupun komunitas. Untuk mencapai hal ini, diperlukan latihan yang kontiniu sehingga aktivitas tersebut menjadi bagian kehidupan pasien pasca stroke, bukan suatu aktivitas yang dilakukan sesekali. Latihan aktif harus segera dimulai secepatnya setelah pasien pasca stroke mencapai kondisi medis yang stabil.
Keuntungan yang didapat dari program rehabilitasi pasca stroke adalah:
- Meningkatkan kemampuan motorik, seperti berjalan, bergerak aktif
- Memperbaiki kemampuan kognitif, seperti berpikir, mengingat, memecahkan masalah
- Memperkuat kemampuan komunikasi, seperti berbicara, memahami orang lain
- Meningkatkan kemandirian dalam aktivitas sehari-hari, seperti: makan sendiri, berpakaian
- Mencegah komplikasi stroke, seperti depresi, mencegah risiko jatuh.
Jenis-jenis rehabilitasi pasca stroke :
- Pemulihan fungsi fisik: untuk memperbaiki postur tubuh dan keseimbangan berjalan yang terkena stroke. Umumnya, terapi fisik memiliki dua target, yaitu target jangka pendek dan jangka panjang.
- Pemulihan fungsi kognitif: stroke juga dapat mengganggu fungsi kognitif penderitanya. Kerusakan otak akibat stroke meningkatkan risiko terjadinya demensia vaskular.
- Pemulihan psikologis: seseorang mungkin akan mengalami gangguan psikologis, seperti depresi atau gangguan kecemasan. Gangguan ini ditandai dengan rasa marah, cemas, bingung dan frustasi.
- Pemulihan fungsi komunikasi: gangguan pada kemampuan berbicara, memahami, membaca, dan menulis adalah masalah yang banyak dihadapi pasien stroke.
Stroke dapat menyerang bagian otak yang mengendalikan saluran kemih atau sistem
urin. Hal ini menyebabkan orang yang pernah terserang stroke dapat mengalami
inkontinensia (tidak mampu menahan kemih). Panduan untuk keluarga yang dapat dilakukan:
- Memberikan motivasi pada pasien untuk mencapai target jangka panjang yang
dimilikinya. - Beradaptasi dengan kondisi pasien, seperti berbicara dengan perlahan jika ia
mengalami masalah komunikasi. - Berpartisipasi dalam setiap proses terapi yang sedang berlangsung.
- Memberikan dukungan moral dan keyakinan bahwa kondisi pasien akan pulih
seiring waktu.
Lama perawatan rehabilitasi pasca stroke akan berbeda-beda pada setiap individu, hal ini bergantung pada beberapa faktor, seperti:
- Usia: pasien yang lebih muda umumnya memiliki kemampuan pemulihan yang lebih baik dibandingkan dengan pasien yang lebih tua.
- Tingkat kerusakan / keparahan stroke: stroke yang lebih berat / parah umumnya membutuhkan waktu rehabilitasi yang lebih lama
- Komorbid: pasien dengan kondisi kesehatan lain yang sudah ada, seperti
diabetes atau penyakit jantung, bisa jadi membutuhkan waktu rehabilitasi yang lebih
lama. - Motivasi dukungan: pasien yang termotivasi dan memiliki dukungan yang kuat dari
keluarga dan teman umumnya memiliki hasil pemulihan yang lebih baik dan bisa jadi
membutuhkan waktu rehabilitasi yang lebih singkat.
Tim Rehabilitasi Jakarta Rehab Clinic akan membantu pasien pasca stroke dalam menentukan program terapi yang tepat serta memantau kemajuan terapi yang dilakukan. Rehabilitasi pasca stroke adalah proses yang berkelanjutan yang memerlukan terapi berkelanjutan baik di tempat layanan kesehatan ataupun di rumah, untuk itu terapis akan melakukan pemantauan terhadap program terapi yang dilakukan di rumah. Stroke akan meninggalkan gejala sisa dan keterbatasan. Akan tetapi, dengan rehabilitasi yang tepat, dapat memiliki peluang untuk kembali hidup mandiri, produktif dan meningkatkan kualitas hidup.
Referensi:
- Aguiar LT, Nadeau S, Britto RR, Teixeira-Salmela LF, Martins JC, Samora GA, et al. Effects of aerobic training on physical activity in people with stroke: A randomized controlled trial. NeuroRehabilitation. 2020;46(3):391–401.
- Graham SA, Roth EJ, Brown DA. Walking and balance outcomes for stroke survivors: a randomized clinical trial comparing body-weight-supported treadmill training with versus without challenging mobility skills. J Neuroeng Rehabil. 2018;15(1):92. Doi: 10.1186/s12984-018-0442-3.
- Wilson R, Raghavan P. Stroke Rehabilitation (1st ed). Elsevier; 2018.